Mendesak Bagi 165 Kepala Keluarga
Sebagai upaya untuk menjaga identitas muslim di hunian baru, ikhtiar
membangun masjid kini sudah menunjukkan hasil. Dari sekadar rencana membangun
turap dari bilik bambu, kini sudah berwujud turap permanen dengan menggunakan
pondasi batu.
"Pembangunan turap depan mushola Al-Muhajirin yang ke depannya akan dialihkan sebagai masjid merupakan langkah pertama untuk melanjutkan pembangunan fisik tahap kedua.” kata Deden Sukanta, bendahara panitia pembangunan turap tahap awal, Sabtu (29/6).
"Pembangunan turap depan mushola Al-Muhajirin yang ke depannya akan dialihkan sebagai masjid merupakan langkah pertama untuk melanjutkan pembangunan fisik tahap kedua.” kata Deden Sukanta, bendahara panitia pembangunan turap tahap awal, Sabtu (29/6).
Gambar Rancangan Masjid, Juni 2013 |
Tahap pembangunan yang dimaksud mencakup tahap pembangunan turap,
pembangunan pondasi, pencanganan tiang masjid, dan pembangunan total. Untuk
sementara, panitia tahap awal ini akan merencanakan sketsa pembangunan masjid
minimal dengan ukuran 100 meter persegi untuk ruang utama sholat di lahan yang
kini tersedia seluas 490 meter persegi. Lokasi yang tersisa untuk menyusul
sebagai ruang dan lahan kegiatan sosial lain, baik untuk pendidikan, gudang,
maupun aktivitas lainnya.
Masjid Al-Muhajirin yang akan dilanjutkan pembangunan pondasi dan pencanangan tiang dan pembangunan total ini, ditaksir membutuhkan biaya sekitar 300 juta. "Panitia masih menunggu usulan-usulan sketsa gambar dan rincian anggaran belanja (RAB) dari pihak-pihak yang lebih detail faham soal bangunan” tambah Luthfi Ibrahim."Tentu sangat penting keberadaan tempat ibadah baik mushola maupun masjid di kompleks perumahan yang sudah berpenghuni 165 kepala keluarga ini. Terlebih jarak tempat ibadah yang ada sekitar 10-an kilometer sehingga kurang mendukung jika warga akan shalat jama’ah.” Kata Pipin selaku sekretaris pengurus mushola.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih atas komentarnya