Home
▼
Senin, 19 Agustus 2013
Turap Ambruk Karena Bermasalah Dari Awal
Panitia Sudah Ketat Mengawasi: Pembongkaran pun Dilakukan
Hasil pengamatan panitia pembangunan dan pengurus Al-Muhajirin menyimpulkan, turap Mushola Al-Muhajirin sepanjang 20 meter dan tinggi maksimal mencapai 2,5 meter, ambruk karena akumulasi berbagai kelemahan.
"Pada awal pembangunan, sudut siku dan sudut kemiringan turap sudah mengalami kesalahan karena tidak lurus sejajar sampai arah tangga” kata Luthfi Ibrahim, dalam paparannya sambil menjelaskan bahwa anak sulungnya, Najmi, berseloroh mengomentari bangunan turap pada minggu pertama pembangunan.
“Itulah alasan kita meminta kepada tukang untuk membongkar ulang karena titik awal yang salah tentu berpengaruh pada kelanjutan pembangunan turap sepanjang 20 meter itu” tambah Deden Sukanta yang ikut membongkar bangunan sudut siku di titik bawah tiang listrik yang kini digunakan sebagai tumpuan penampung air.
Salah-satu indikasi kelemahan yang ditemukan oleh tim, terletak antara lain pada sistem pondasi yang tidak diisi adukan semen namun hanya batu yang asal ditumpuk dan bertumpu pada sisa bangunan selokan perumahan yang rapuh.
Galian 50 cm yang semestinya sebagai tumpuan kaki pondasi justru berongga sehingga memungkinkan mudahnya air menggerus struktur pondasi, dan erosi tidak dapat terhindarkan dalam menghadapi hujan satu jam pada sore menjelang malam takbir Idul Fitri 1434 H kemarin (7/8/13).Demikian disampaikan Arfiyanto.
"Ini semua berakumulasi pada kekuatan penahanan dari gerusan air, sehingga terjadilah keruntuhan turap yang belum genap sebulan itu," tandas Anto Faiz
Kelemahan lain yang dijumpai tim adalah sistem sambungan bangunan yang tidak diawali adukan basah.
“Dalam bentuk patahan sisa turap yang ambruk, sangat jelas terlihat bahwa sambungan bangunan tidak menyatu karena turap ambruk menjadi dua bagian yang memanjang. Hal ini mempertegas bahwa dalam proses pembangunan, ketika pada ketinggian 1 meter sudah jadi, sambungan ke atasnya tidak diawali dengan adukan basah kembali tapi langsung ditumpuk batu baru diberi adukan semen. Setidaknya ini dapat digambarkan bagaikan kue lapis yang berlapis" Demikian pengamatan ustadz Taufiq semakin mempertegas.
Tidak sebut siapa yang bersalah
"Temuan ini tidak untuk menyalahkan pihak tertentu, tapi untuk mencari apa yang kurang benar dan kemudian diluruskan," kata Yayan Heryana, ketua tim sekaligus pembangunan.
"Sejak semula saya sudah menyampaikan bahwa ibu-ibu di blok F2 dan E1 sudah menyarankan untuk meninjau tenaga pembangunan turap, namun karena keterdesakan waktu menjelang Ramadhan dan donasi dana maka kejadian ambruknya turap semoga tidak terulang di masa datang," jelas Mardiono.
Ditanya soal selokan yang belum dibangun untuk mengurangi debit air yang mengalir deras dari tanah atas Mushola berbatasan dengan rumah F2 Nomor 13 sebagai penyebab, maka Deden Sukanta menjelaskan bahwa aliran air sudah mengalir dalam cekungan tanah dan tidak ikut menggerus tanah mushola yang diberi turap.
“Turap hanya menahan air dari mushola, sedangkan air dari tanah atas Mushola lebih banyak turun di jalanan F2 belakang dengan adanya endapan lumpur yang kini sudah menebal menutupi jalanan sehingga memicu warga F2 untuk membuat turap menahan terus-terusnya tanah menutupi jalanan yang semestinya paving beton”. Jawab Mardiono yang juga mewakili komentar dari warga F2 itu.
Munculnya retakan dan patahan di sudut utara pada minggu pertama setelah tuntasnya pembangunan, memang menjadi pantauan awal bahwa pondasi sudah mengalami penurunan dan tidak lagi kokoh. Dan semestinya memang akan dipugar ulang setelah lebaran sekaligus melanjutkan pembuatan parit samping, namun rasanya kekuatan turap jauh dari yang diperkirakan untuk cukup 2 bulan karena belum genap 1 bulan sudah telanjur ambruk.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih atas komentarnya