Mari Makmurkan Masjid dengan Sholat Berjamaah di Masjid
Minggu, 15 September 2013
Pembongkaran Mushola Al-Muhajirin Menjadi Masjid Al-Muhajirin
Penuhi Target 2 Tahun
Mulai hari ini, Ahad (15/9) akan dilakukan pembangunan masjid Al-Muhajirin di Perumahan Tjitra Mas Residence, Kampung Berkat-Kalisuren, Tajurhalang, Bogor. Karenanya, bangunan mushola Al-Muhajirin yang dibangun pada Oktober 2011 dengan bahan utama bilik bambu dirobohkan.
Perobohan tersebut langsung dipimpin ketua pengurus mushola, ustadz Taufiq, beserta ketua RT 04/1 Desa Kalisuren, Yayan Nurjaman.
"Pembongkaran mushola dari bambu secara total ini dilakukan, karena memerlukan lahan yang rata untuk penentuan arah kiblat dalam pembangunan bangunan permanen nantinya. Pada dasarnya juga sudah menjadi target para pengurus awal bahwa kekuatan mushola bambu hanya 2 tahun," ucap Ustadz Taufiq.
Dibandingkan perencanaan sebelumnya, bangunan permanen yang dalam peletakan batu pertama direncanakan berukuran 9x9 meter, dalam pembangunan yang akan dilakukan nanti berubah menjadi 11x11 meter. Masjid tersebut menempati lahan seluas 489 meter persegi.
Sebelumnya, mushola Al-Muhajirin berada di wilayah bawah di blok B yang dibangun pada 2011. Namun keadaan lahan yang terlalu dekat dengan sungai sekaligus dengan tekstur yang lembek menjadikan seringnya dikepung banjir kendati hujan dengan intensitas ringan. Hingga kini, banjir masih selalu merendam wilayah yang kemudian disepakati sebagai lahan balai warga tersebut.
Penetapan Arah Kiblat
Sebelum pembongkaran, jamaah subuh yang dipimpin Ustadz Taufiq dan Ustadz Khamdan sudah bermusyawarah agar penetapan arah kiblat dipimpin oleh Ketua MUI kalisure, ustadz Husni. “Pada prinsipnya sederhana bahwa arah kiblat mengacu ke arah barat tinggal ditambah serong sedikit ke kanan” jawab ustadz husni untuk mempermudah penentuan arah.
Sedangkan berdasarkan derajat kompas sebagaimana dilakukan ustadz Khamdan, posisi kiblat dari lahan bakal masjid adalah 72° 5° 145°, yang pada akhirnya menggeser arah kiblat yang sudah ada sebelumnya. Kompas inipun diperbandingkan dengan 3 kompas sekaligus sehingga secara aklamasi sudah disepakati titik utama arah kiblat.
Tiyamto dan Luthfi Ibrahim selaku koordinator keuangan konsumsi menjelaskan bahwa kapasitas tenaga yang akan bekerja ditaksir 4 orang, yang sangat dimungkinkan untuk mengejar target Hari raya Idul Adha maka bisa ditambah menjadi 6 maupun sampai 12 orang.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar